26 Feb 2022 //

MENINGKATKAN RESILIENSI DIRI DI TENGAH PANDEMI

Apa yang dimaksud dengan resiliensi? Garzemy (1991) menjelaskan bahwa resiliensi adalah Keberhasilan seseorangdalam beradaptasi dengan kondisi yang tidakmenyenangkan/buruk. Resiliensi juga didefinisikan sebagaiproses dari hasil adaptasi dengan pengalaman hidup yang sulitatau menantang, terutama melalui mental, emosional dan perilaku yang fleksibilitas, baik penyesuaian eksternal dan internal (APA Dictionary of Psychology, VandenBos, 2015: hal. 910).

Menurut Baumgadner (2010) individu yang resiliensinya tinggi akanmenampilkan kemampuan  dalam dirinya yang meliputi:

Intelektual yang baik dan kemampuan memecahkanmasalah
Mempunyai temperamen yang easy-going dan kepribadian yang dapat beradaptasi terhadap perubahan
Mempunyai self image yang positif dan menjadi pribadi yang efektif
Optimis
Mempunyai nilai pribadi dan nilai budaya yang baik
Mempunyai selera humor

Menurut penelitian yang dilakukan Reivich dan Shatte (2002), kitabisa terus meningkatkan dan melatih tingkat resiliensi denganmenerapkan kebiasaan dan pola pikir berikut:

1. Ubah persepsi tentang kegagalan

Kita perlu meyakini bahwa kegagalan adalah suatu hal yang wajardalam usaha untuk mencapai cita-cita. Dengan mengubah persepsikegagalan menjadi hal yang lebih positif seperti mampu membuatkita menjadi pribadi yang lebih matang dan mampu memaknaikesuksesan secara lebih, dapat membantu kita untuk lebihtermotivasi dibandingkan mengurung diri dalam keterpurukan.Walaupun demikian, proses membangun resiliensi tidak sama bagitiap orang. Mungkin ada yang sekali coba dapat berhasil, namun takjarang juga yang membutuhkan waktu lebih. Sehingga, janganberkecil hati jika kita masih kesulitan untuk menghadapi krisis ataumasalah. Cobalah lagi untuk melatih diri kita menjadi lebih resilien.

2. Bangun kepercayaan diri

Studi menunjukkan bahwa self-esteem berperan penting dalamkemampuan untuk menghadapi stres dan kembali pulih dari situasisulit. Sehingga, percaya dan optimis bahwa apapun masalahnyapasti bisa kita hadapi merupakan hal penting dalam meningkatkanresiliensi. Berpikir positif saat masa sulit memang tidak mudah. Namun harus diingat bahwa fase ini hanya sementara dan kitamampu serta kuat untuk melewati rintangan yang menghalangi.

3. Belajar untuk relaks

Ketika kita menjaga pikiran dan tubuh kita, kita akan lebih mampuuntuk mengatasi tantangan dalam hidup secara lebih efektif. Beberapa caranya adalah dengan membiasakan diri untuk tidurcukup, olahragameditasi, dan refreshing. Selain itu, ketika kitastres, kita akan lebih mudah untuk mengabaikan kebutuhan pentingseperti makan, olahraga, bahkan tidur yang cukup. Jadi, jangan lupauntuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut ya.

4. Kontrol respons diri

Ingat bahwa kita semua pernah mengalami hari-hari berat. Tetapikita memiliki pilihan dalam menanggapi. Kita bisa memilih reaksiyang panik dan pesimis ataupun tenang dan optimis. Pribadi yang resilien mampu memilih respons yang tepat dari masalah yang dihadapi yaitu dengan tetap tenang dan optimis. Studi menunjukkanbahwa individu yang secara aktif mencari solusi akan bisamenghadapi permasalahan lebih baik. Ketika menghadapipermasalahan, fokuskan diri untuk melihat masalah dengan kritisdan cari kemungkinan solusi untuk bisa menyelesaikannya. Uraikansolusi tersebut menjadi bagian-bagian kecil agar kita dapatmenjalaninya dengan mudah.

5. Bersikap fleksibel

Fleksibilitas adalah bagian penting dari resiliensi. Pribadi yang resilien memahami bahwa segala sesuatunya berubah, bahkanrencana yang sudah dibuat dengan hati-hati pun bisa gagal ataupundibatalkan. Namun, hal tersebut dapat diatasi dengan memahamimasalah atau dengan memilih jalur lain. Individu yang resilienbiasanya menjadikan momen sulit sebagai kesempatan untuk dapatmengembangkan dirinya.

Nah, itu tadi lima langkah yang bisa kita kembangkan untukmeningkatkan resiliensi. Jika sudah terbangun, langkah selanjutnyaadalah berkembang menuju post-traumatic growth yang dikenaldengan konsep Antifragility.

Ingat! Dalam kehidupan, kita akan menemukan berbagai tantangandan situasi diluar kendali kita. Jika selama ini kita menghadapimasalah hidup tanpa resiliensi, itu bisa jadi hal yang wajar kok. Tidak semua orang punya pengalaman yang cukup untuk belajarmembangun resiliensi. Anggap saja dengan membaca artikel iniadalah langkah pertama kalian untuk belajar menjadi pribadi yang resilien.

Semangat ya! Yuk Bangkit!

Referensi:

Garmezy, N. (1991). Resiliency and Vulnerability to Adverse Developmental Outcomes Associated with Poverty. American Behavioral Scientist. https://doi.org/10.1177/0002764291034004003

VandenBos (2015). APA dictionary of psychology, second edition, USA: American Psychological Assosiation

Reivich dan Shatte. (2002). Psychosocial Resilience. American Journal of Orthopsychiatry, 57, 316.

Cherry, K. (2019. April 07). Use These 10 Tips to Improve Your Resilience. Diakses darihttps://www.verywellmind.com/ways-to-become-more-resilient-2795063